Beranda | Artikel
Hukum Mengucapkan Mendapatkan Hujan Karena Bintang
Jumat, 23 Februari 2024

Bersama Pemateri :
Ustadz Syafiq Riza Basalamah

Hukum Mengucapkan Mendapatkan Hujan Karena Bintang adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 9 Sya’ban 1445 H / 19 Februari 2024 M.

Kajian Islam Tentang Hukum Mengucapkan Mendapatkan Hujan Karena Bintang

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ

“Dan bulan itu Kami takdirkan memiliki poros-poros tempat singgahnya…” (QS. Ya Sin[36]: 39)

Selama setahun, ada 28 manzilah sebagai tempat bulan singgah. Bangsa Arab zaman silam membagikan langit menjadi 28 bagian yang disebut tempat bulan. Adapun yang berkaitan dengan sebulan dalam penentuan hari.

Bangsa Arab beranggapan bahwa peristiwa langit berdampak pada kejadian di bumi, baik meyakini dia yang menyebabkan turunnya hujan atau dia yang menurunkan hujan. Maka ini tidak benar. Karena yg menurunkan hujan adalah Allah, Dia yang memiliki hak mutlak menurunkan hujan. Allah tidak menjadikan tempat singgahnya bulan atau dengan tanda munculnya bintang-bintang tertentu sebagai sebab turunnya hujan.

Maka dibahas di sini tentang hukum seseorang yang mengatakan, “Kami mendapatkan hujan dengan manzilah bulan yang ini.” Imam Bukhari menyebutkan hadits, dari Zaid bin Khalid Al Juhani berkata,

صلى لنا رسول الله صلى الله عليه وسلم صلاة الصبح بالحديبية على أثر سماء كانت من الليلة فلما انصرف النبي صلى الله عليه وسلم أقبل على الناس فقال هل تدرون ماذا قال ربكم قالوا الله ورسوله أعلم قال أصبح من عبادي مؤمن بي وكافر فأما من قال مطرنا بفضل الله ورحمته فذلك مؤمن بي كافر بالكوكب وأما من قال بنوء كذا وكذا فذلك كافر بي مؤمن بالكوكب

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah shalat menjadi imam kami, yaitu shalat shubuh di Hudaibiyyah, di atas tanah yang basah (karena malamnya turun hujan). Ketika beliau selesai shalat, menghadap kepada para shahabat seraya bersabda, ‘Tahukah kamu apa yang dikatakan oleh Rabb kalian?’ Mereka menjawab, ‘Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui.’ Beliaupun bersabda, ‘Allah berfirman, “Ada di pagi ini di antara hambaKu ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang mengatakan, kami mendapatkan hujan dikarenakan karunia dan rahmat Allah, dia beriman kepadaKu dan kafir kepada bintang-bintang, adapun orang yang mengatakan, kami mendapatkan hujan dengan bintang ini dan bintang itu, dia kafir kepadaKu dan beriman dengan bintang-bintang.`”” (HR. Bukhari)

Kita tahu bahwa bintang memiliki 28 manzilah. Sedangkan ada yang beriman dengan zodiak yang berkaitan dengan matahari dan bintang. Orang-orang yang tidak beriman menjadikan bintang-bintang itu berdampak kepada karakter seseorang. Hati-hati, engkau beriman kepada Allah atau kepada bintang-bintang itu? Bintang-bintang hanyalah ciptaan Allah yang tidak memiliki kekuatan.

Ada orang-orang yang merasa beriman kepada Allah, tetapi mereka meyakini sesuatu yang bertentangan dengan nikmat yang Allah berikan. Jadi, orang yang meyakini bintang sebagai penurun hujan boleh jadi dia keluar dari agama Allah ketika meyakini bintang itu yang menurunkan hujan dan berpegaruh terhadap peristiwa di bumi ini. Maka dia melakukan syirik besar. Tetepi jika dia beriman bahwa Allah yang menurunkan hujan, adapun bintang hanya sebab turunnya hujan (padahal Allah tidak menjadikan itu sebab turunnya hujan), maka dia melakukan syirik kecil.

Maka ketika turun hujan, hendaknya kita mengatakan,

 مُطِرْنَا بفضل الله ورحمته

“Kami mendapatkan hujan karena rahmat Allah dan karuniaNya kepada kita.”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan kepada para sahabat bagaimana seorang muslim menyikapi peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini. Jangan sampai seseorang terjebak dalam keyakinan yang diyakini orang-orang jahiliyah. Maka ingat, semua terjadi karena kehendak Allah ‘Azza wa Jalla.

Namun, jika seseorang beriman tanpa menyimpang, dia mungkin hanya melihat bintang sebagai salah satu sebab turunnya hujan, padahal Allah tidak menjadikan itu sebagai sebab turunnya hujan. Oleh karena itu, saat mengalami musim panas yang panjang tanpa hujan, seharusnya dia tidak beranggapan bahwa bintang-bintang itu menjadi sebabnya, karena Allah yang menentukan turunnya hujan.

Ketika hujan turun, seharusnya kita mengakui bahwa hujan itu datang sebagai rahmat dan karunia Allah kepada kita. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat hujan yang turun, tanpa menyimpang ke dalam keyakinan yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53946-hukum-mengucapkan-mendapatkan-hujan-karena-bintang/